Selasa, 18 Desember 2007

Buat Yenny yang Suka Organisasi

Yen, maaf kalau surat kamu aku balas secara terbuka. Enggak apa-apa, kan? Etung-etung buat referensi teman-teman lain. Menjawab pertanyaanmu tentang hobimu berorganisasi, saya sich mendukung aja. Tekuni, aja! Tidak semua orang lho, bisa berorganisasi. Lebih-lebih, kamu saat ini sudah dipercaya menjadi ketua organisasi. Tekuni saja! Lakukan berbagai eksperimen, berbagai cara, gimana agar organisasi berjalan efektif, program bisa jalan, dan anggota organisasi termotivasi. Di sinilah kamu bisa melatih jiwa kepemimpinan sekaligus kemampuan manajemen. Kamu sudah saya jelaskan soal kepemimpinan dan manajemen, kan? Sekarang, tinggal laksanakan!
Soal di mana kamu mesti meneruskan kuliah, ya di mana saja. Enggak harus kamu kuliah di jurusan manajemen. Kuliah di jurusan matematika pun kamu tetap bisa belajar organisasi. Atau, kalau kamu pengen jadi dokter, ya tetap saja kuliah di kedokteran. Kamu tetap bisa mengembangkan kemampuan kamu berorganisasi. Saran saya, kamu enaknnya nanti jadi anggota DPR saja, Dibutuhkan lho, anggota DPR perempuan, yang bisa membawa angin perubahan pada negeri ini, terutama untuk membebaskan negeri dari kolusi-korupsi. Nah, nanti, kalau kamu udah kuliah, saran saya, kamu harus aktif di organisasi ekstrakampus: bisa PMII, atau HMI. Di sana akan kamu peroleh pengalaman riil bagaimana berorganisasi. Biasanya, kalau kamu udah aktif di ekstrakampus, kamu akan melejit juga di intrakampus, selama kamu emang punya kamampuan dan potensi. O, ya, salah satu anggota Laskar Pelangi, ada lho yang akhirnya juga jadi anggota DPR. Emang dari awal dia udah suka organisasi! Gitu aja, ya. Semoga kamu konsisten dengan cita-citamu! Tetap semangat!

Menerapkan Learning by Doing

Dalam pepatah Jawa dikatakan, ngelmu iku kelakone karana laku. Artinya, ilmu itu diperoleh melalui serangkaian proses, serangkaian pergulatan, dan jatuh bangun. Tidak mungkin ilmu bisa dikuasai hanya dengan dipelajari secara teori, melainkan harus dipraktikkan. Dalam bahasa pesantren, harus diamalkan. Barulah ilmu itu terinternalisasi dalam diri kita.
Dalam konsep pembelajaran hal ini dikenal dengan ungkapan keren: learning by doing. Belajar dengan mengerjakan. Jadi sebenarnya, pilar pembelajaran dari UNESCO ini sebenarnya sudah disarankan oleh para nenek moyang kita di Jawa. Jadi, kita mestinya udah tahu.
Maka jangan ragu, wahai para pencari ilmu! Lakukanlah! Kalau kamu ingin menjadi penulis novel, ya tulis saja novel! Tentu, ini mesti dibarengi dengan mengapresiasi novel yang sudah ada. Kamu harus banyak baca novel. Kalau kamu ingin jadi penulis cerpen, ya tulis cerpen. Boleh, sich, kamu baca-baca dulu beberapa buku teori membuat cerpen. Tapi yang penting bukan teorinya. Yang penting justru praktikknya.
Selamat menulis, menulis dan menulis!