Jumat, 02 Mei 2008

Internet: Lebih Banyak manfaat atau Mudloratnya?

Mulyoto

Usai jam pelajaran terakhir, saya diburu oleh tiga siswi saya, di SMA Al-Multazam Mojokerto. Ada apa? Tanya saya.
Tiga siswi ini ternyata memberondong saya dengan sejumlah pertanyaan tentang teknologi internet. Mereka bertanya dari yang ringan-ringan soal virtual library hingga yang masuk kategori berat: soal pornografi di dunia internet.
Beberapa pertanyaan terbilang cukup susah saya jawab. Misalnya, dalam dunia pendidikan, internet itu penting apa enggak? Apakah dengan adanya internet, justru tidak terjadi kemunduran dalam kualitas pendidikan? Siswa sekarang menjadi sulit disuruh belajar dari buku, mereka lebih asyik ngenet. Begitu kata mereka.
Saya agak gelagapan menjawab pertanyaan ini. tapi, hemat saya, memang metode pembelajaran harus senantiasa disesuaikan dengan teknologi. Kalau sekarang siswa lebih suka belajar dari internet, ya sebaiknya guru mengakomodasi internet sebagai salah satu media pembelajaran. Suruh saja siswa encari sendiri bahan pelajaran dari internet, lalu diminta presentasi. Jadi, kegiatan pembelajaran menekankan pada aktivasi siswa, bukan guru. Guru hanya fasilitator dan motivator saja. Gitu.
Nah, dengan maraknya pornografi lewat internet, mana yang paling banyak, manfaat atau mudlorat dengan adanya internet?
Saya agak bingung juga menjawab pertanyaan ini. Bahwa internet banyak manfaatnya, memang ya. Tapi, bahwa internet juga membawa banyak mudlorat, tidak dapat disangkal lagi. Mana yang lebih banyak? Saya katakan tergantung orangnya. Seperti halnya sebuah pedang dia akan bermanfaat di tangan orang yang tepat, tapi ia juga akan membahayakan di tangan penjahat. Jadi, pedang itu bebas nilai seperti halnya internet. Bermanfaat apa tidak, tergantung pada penggunanya. Maka, di sinilah pentingnya penanaman nilai-nilai moral. Internalisasi nilia-nilai moral-spiritual yang kuat pada generasi muda, merupakan solusi untuk menjaga agar internet lebih banyak manfaatnya ketimbang kerugian yang ditimbulkannya.
Tiga siswi itu masih terus mengajukan pertanyaan. Saya tidak tahu ada apa gerangan sehingga ketiganya merasa begitu gundah siang itu.
Tapi saya yakin, ketiga siswi saya, dan semua siswi saya di SMA PP Al-multazam adalah murid-murid yang cukup kuat memegang nilai-nilai moral dan spiritual. kegundahan mereka, nampaknya sebagai bentuk kegundahan pada teman-teman lain, generasi muda pada umumnya.